Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah
yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik
digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti
biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Ketumbar mempunyai aroma yang khas.
Aroma ini disebabkan oleh komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri
ketumbar. Komponen utama minyak atsir ketumbar adalah linalool, dengan
komponen pendukung lainnya seperti geraniol, geranil asetat dan camphor.
Tak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan. Daunnya yang
majemuk seperti seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan taburan
dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara itu, ketumbar
diberi nama phak chee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma
tajam.
2. Merica
Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai
nama Latin Piper nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan
kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada
bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah
mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Pada umumnya
orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang mana sering
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.
Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih
dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar. Selain itu, lada
mempunyai sebutan The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang mana
kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah
satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, tetapi banyak para petani
lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka
memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25–0,5 meter.
3. Kapulaga
Kapulaga seberang atau kapulaga sabrang
(Elettaria cardamomum) adalah sejenis rempah yang penting untuk
pelbagai jenis masakan di Asia dan juga banyak digunakan untuk bahan obat
tradisional (jamu). Berasal dari Asia Selatan, jenis kapulaga ini diduga
menyebar secara liar hingga ke wilayah Malesia.
Nama asing kapulaga adalah pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani
menyebut buah itu cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi
menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa
Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa
Tamil
4. Adas Manis
Adas manis atau anis (Pimpinella anisum) merupakan
sejenis tumbuhan berbunga dari famili Apiaceae yang berasal dari kawasan
Laut Tengah bagian timur dan Asia barat daya. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan semusim berupa terna yang tingginya dapat mencapai satu meter.
Daun pada bagian dasar tumbuhan ini berbentuk sederhana, panjangnya 2-5
cm, dan bercuping dangkal, sementara daun pada bagian batang yang lebih
tinggi berbentuk menyirip seperti bulu dan terbagi-bagi menjadi banyak
anak daun. Bunganya berwarna putih, berdiameter 3 mm, dan bergerombol
banyak dalam payungan bunga. Buahnya merupakan skizokarp kering berbentuk
lonjong dengan panjang 3-5 mm.
5. Bunga Lawang/Pekak
Bunga Lawang atau Kembang Lawang atau pekak adalah
rempah yang memiliki rasa yang mirip dengan Adas manis. Rempah ini
memiliki nama ilmiah Illicium verum. Bunga lawang merupakan bunga yang
berwarna cokelat gelap dan terdiri atas delapan sisi dengan rasa manis.
6. Jinten
Jinten (Cuminum cyminum) merupakan tumbuhan berbunga dari
famili Apiaceae yang berasal dari daerah Laut Tengah bagian timur sampai
India bagian timur.
Jinten adalah tanaman rempah yang berbentuk seperti biji. Panjang bijinya
sekitar enam milimeter. Bentuk jintan sekilas mirip adas, tapi ukuranya
lebih kecil dan warnanya pun lebih gelap.
7. Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam
perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta
candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree.
Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan
sebagai bahan campuran cat.
8. Kluwak
Kepayang atau keluak (Pangium edule Reinw. ex Blume;
suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah pohon yang
tumbuh liar atau setengah liar penghasil bahan bumbu masak sejumlah
masakan Nusantara, seperti rawon. Orang Sunda menyebutnya picung atau
pucung, orang Jawa menyebutnya pucung, kluwak, atau kluwek, dan di Toraja
disebut pamarrasan.
Biji keluak dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi
warna coklat kehitaman pada rawon, daging bumbu keluak, brongkos, serta
sup konro. Zat warna tersebut dapat menjadi pengganti pewarna sintesis
seperti Chocolate Brown FH dan Chocolate Brown HT. Selain itu, bijinya
juga memiliki salut biji yang bisa dimanfaatkan. Tetapi ketika mentah
sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi.
Bila dimakan dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan mabuk.
9. Pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa
pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang
tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditas
perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam
ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala
tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia
(Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
10. Cengkeh
Cengkih atau cengkeh (Syzygium aromaticum) adalah kuncup bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Cengkih umumnya memiliki musim panen yang bervariasi di negara-negara penghasilnya. Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.
11. Wijen
Wijen atau bijan atau sesam (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) adalah semak semusim
yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai
sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh
dari ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya,
yang lalu tersebar ke timur hingga ke India dan Tiongkok. Di Afrika Barat
ditemukan pula kerabatnya, S. ratiatum Schumach. dan S. alabum Thom., yang
di sana dimanfaatkan daunnya sebagai lalap. S. ratiatum juga mengandung
minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena tercampur dengan saponin yang
juga beracun.
Itu dia sedikit informasi yang saya berikan, semoga bermanfaat yaa. Sekian
dari saya maaf jika ada kalimat yang kurang. Jangan lupa jaga kesehatan
dan selalu makan makanan yang sehat jangan lupa juga untuk tetap kuat
karena pura-pura bahagia juga butuh tenaga. Terimakasih
Nama : Mediani Galuh Puspitarini
Kelas : XI IPS 3
No abs : 17
Komentar
Posting Komentar